Iklan

Rabu, 10 April 2019

Makalah Seni Budaya Anyaman Bambu


KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Seni Budaya Anyaman Bambu”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran seni budaya dan berkeinginan untuk membantu para pembaca lebih mudah memahami mengenai bab seni rupa, terutama pada sub bab seni anyaman.
 Kami sangat sadar, makalah ini tidaklah sempurna, kami minta maaf apabila terdapat kesalahan pada setiap bagiannya, karena kami masih dalam proses pembelajaran.
Saya  berharap dengan adanya makalah ini, tersimpan manfaat atau pun hikmah yang dapat dipetik untuk dijadikan pembelajaran hidup bagi penulis dan pembaca.

                                                                                                            Ipuh, 08 April 2019

      Penulis





BAB I
   PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

            Seni anyam sudah ada sejak dahulu kala, hingga sekarangpun masih akrab dalam kehidupan masyarakat. Bahkan hampir di seluruh nusantara terdapat home industri pengrajin barang anyam-anyaman. Maka bisa dikatakan seni anyam termasuk kategori warisan budaya yang harus dilestarikan.
Hal demikian, sangatlah bertolak belakang dengan kondisi keberadaan di desa Jepang Pakis. Akhir-akhir ini perkembangan di desa tersebut mengalami penurunan dari tahun ke tahun, sehingga hal tersebut tentu sangat mempengaruhi baik dari segi budaya maupun dari perekonomian masyarakat, akibatnya berbagai barang kerajinan anyaman semakin tergeser kedudukannya dari pasaran.
            Kebudayaan yang timbul merupakan kebudayaan yang diturunkan secara turun temurun, yang dapat dikatakan sebagai kearifan  lokal, kebudayaan yang terdapat di Indonesia memiliki karakter yang berbeda sesuai adat dan aturan yang berlaku di masyarakat, Salah satu tradisi budaya yang telah berkembang secara turunntemurun yaitu adalah kerajinan anyaman, anyaman merupakan suatu produk yang dihasilkan dari kegiatan mengatur bilah-bilah seperti pandan, bambu, dan bahan lainnya tindih menindih atau silang  menyilang.
Dalam perkembangan anyaman, tidak adanya pewarisan formal ilmu menganyam dan kurangnya dokumentasi mengenai pola anyaman di Rajapolah merupakan salah satu bukti kurangnya pelestarian dan kecintaan kita terhadap budaya Indonesia. Banyak pengrajin membuat motif anyaman hanya karena mengejar keuntungan, banyak sekali motif anyaman Rajapolah yang tata cara penamaannya didapat dari mengarang nama saja, sehingga banyak motif anyaman Rajapolah dengan bentuk yang sama, beredar dalam satu tempat, tapi memiliki nama yang berbeda. Jika hal ini dibiarkan maka anyaman Rajapolah tidak memiliki karakteristik dan ciri khas, sehingga tidak menutup kemungkinan anyaman Rajapolah hanya akan menjadi sesuatu yang biasa, dan hal ini mungkin akan menjadi suatu masalah di kemudian hari seperti batik yang diklaim oleh negara lain karena menjadi sesuatu yang biasa bagi kita.

1.2 Rumusan Masalah
1.       Apa pengertian seni anyaman bambu
2.       Bagaimana sejarah anyaman bambu
3.      Bagaimana proses pembuatan anyaman bambu
4.       Apa jenis bambu yang digunakan untuk menganyam
5.      Mengapa bambu digunakan dalam anyaman
6.      Apa contoh contoh anyaman bambu
1.3 Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian anyaman bambu
2.      Mengetahui sejarah anyaman bambu
3.      Mengetahui proses pembuatan anyaman bambu
4.      Mengetahu jenis bambu yang digunakan untuk menganyam
5.      Mengetahui alasan bambu digunakan dalam menganyam
6.      Mengetahui contoh contoh anyaman bambu




BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Seni Anyaman Bambu                   
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu dengan keahlian yang luar biasa, kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. (Hasan Alwi : 2002).
Adapun anyam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah mengatur, tindih menindih dan silang menyilang, melakukan pekerjaan menganyam. Sedangkan pengertian seni anyam merupakan kerajinan yang telah menyatu dengan kegiatan sehari-hari masyarakat pedesaaan. (Didi Wiraatmaja : 2006 )

2.2 Sejarah Seni Anyaman Bambu
ada awalnya, seni anyam dipercayai sebagai seni kerajinan tangan yang muncul dan berkembang tanpa adanya pengaruh dari luar. Pada zaman dahulu, kegiatan menganyam ini dilakukan oleh kaum perempuan untuk mengisi waktu senggang dan bukan sebagai mata pencaharian utama. Pekerjaan kaum perempuan ini menghasilkan kerajinan tangan yang dijadikan alat untuk kebutuhan sendiri atau sebagai hadiah untuk anak, saudara dan kerabat dekat sebagai tanda terima ksasih atau kenang – kenangan.Motif anyaman adalah bukti kekayaan tradisi Indonesia. Motif anyamn muncul karena adanya seni menganyam bamboo akan menjadi barang-barang kerajinan. Kerajinan anyaman bamboo akan menghasilkan yang berbeda. Semua motif yang muncul tergantung dari bentuk anyaman bamboo yang dibuat.
Keahlian menganyam disebut sebagai keahlian asli orang melayu. Pendapat ini diperkuat dengan ditemukannya tembikar dan tempat tinggal yang terbuat dari anyaman.
Sejarah anyaman di Indonesia, merupakan masalah yang masih diperdebatkan sampai sekarang. Ada 2 teori mengenai awal mula masuknya keahlian menganyam di Nusantara. Teori pertama adalah menganyam merupakan keahlian asli dari orang melayu termasuk Indonesia, teori ini diperkuat dengan ditemukannya tempat tinggal dan tembikar yang terbuat dari anyaman. Hal ini tidak dimiliki di daerah lainnya, ada beberapa fakta mengenai.
1.    Pada jaman dahulu anyaman merupakan pekerjaan para wanita, dan bukan sebagai mata pencarian, namun sebagai pengisi waktu senggang.
2.    Seseorang wanita dianggap tidak mempunyai sifat kewanitaan yang lengkap jika dia tidak mahir dalam seni anyaman.
3.    Anyaman dahulu hanya alat untuk kegunaan sendiri atau sebagai hadiah, dan sebagai kemasan sebagai hantaran saat berkunjung pada sahabat atau keluarga.
4.    Beberapa anyaman dibuat dengan bentuk yang sangat besar, yang digunakan sebagai alat saat bepergian untuk menyimpan pakaian barang dagangan, serta pada jaman penjajahan digunakan untuk menyimpan senjata yang akan diselundupkan.
Menurut sejarah, para pengikut Sunan Gunung Jati mengajarkan berbagai kerajinan tangan untuk  menarik minat masyarakat untuk memeluk Islam, ternyata dengan cara ini perkembangan Islam sangat pesat hingga tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ki Tegalmantra (murid Sunan Gunung Jati) yang telah mengajarkan teknik anyam-anyaman kepada masyarakat Cirebon.
Bahkan Desa Tegalmantra dan Tegalwangi tempat dimana Ki Tegalmantra menyebarkan agama Islam, dikenal sebagai sentra industri kerajinan anyaman terbesar di Jawa. Di daerah Jawa Barat daerah Rajapolah, Tasikmalaya, dan Garut merupakan penghasil dari kerajinan anyaman yang dikenal oleh wisatawan domestik dan internasional.

2.3 Proses Pembuatan Anyaman Bambu
Pengolahan bambu untuk anyaman adalah dengan menebang pohon bambu, kemudian diraut dan dihaluskan baik kulit maupun isi, lalu dikerigkan dan kemudian dianyam. Bambu yang sudah diolah dapat dipergunakan untuk membuat apa yang diinginkan perajin,seperti pembuat raga dan peralatan menangkap ikan seperti lukah, belat, sangkar/sangkar ayam,sangkar burung, penampi bersa dan sebagainya.
Disamping itu, cara pembuatan anyama bambu yang lain, yang merupakan inovasi produksi perajin adalah
·    Bambu yang dipergunakan adalah bambu dewasa berukuran besar dan sama panjang ruasnya.
·    Dilakukan pembekahan atau dibelah dan diserut hingga tipis lalu dijemur hingga kering
·    Bambu yag tipis dibetuk dengan meganyam dan diikat dengan rotan yang sudah diraut halus
·    Pekerjaan akhir adalah memberi zat pengkilat dengan meggunakan vernis atau pelitur
Di Kabupaten Kuantan Singigi anyaman bambu ini sudah dikembagkan sebagai suatu usaha kerajinan membuat barang-barang yang bersifat aksesoris yang dekoratif. Produknya antara lain tempat buah, tempat tisu, kap lampu, dan sebgainya.
Di Desa Petapahan, Kabupaten Kampar, cara mengolah bambu untuk pembuatan tudung saji mempunyai cara tersediri yaitu :
·    Batang bambu yang diperluka adalah yang masih muda, berdiameter besar dan beruas panjag.
·    Pohon di tebang dan di kerat-kerat sesuai ukura ruasya.
·    Bagian luar da daging bambu dibuang sehingga tinggal dibagian dalam yag telah tipis.
·    Bagian yang tipis ini di panaskan di perapian sehingga sebagian dalam bambu yang lain licin menjadi paring dan terkelupas dengan sendirinya.
·    Kemudian bambu dibelah sehingga menjadi lembaran yag tipis.
·    Lembaran yang tipis/paring itu dicuci dan dijemur degan panas matahari sampai kerig agar menghasilka bentuk melengkung.
·    Setelah kering, paring tersebut dikerat-kerat sesuai dengan ukura tudung sajai yang diinginka.
·    Paring disususun bertinding atau berlapis dan dijahit satu sama lainnya dengan menggunakan kolindang benang hingga terbentuk bulatan cekung.
·    Pada bagian dalam dilapis dengan daun sangai mengikuti bentuk dari susunan pahing yag sudah diikat dan di jahit.
·    Pada ujung sekeliling lingkaran diberi bingkai dari rotan yang sudah dikupas kulitanya, da terbentuklah sebuah tudung saji.
·    Proses seterusnya adalah membuat lukisan dasar ornamet denga menggunkan alat tulis kalam atau saga, yaitu alat tulis yang terbuat dari lidi pohon enau. Sedangkan bahan tinta adalah campuran dari getah jeruk dengan jelaga atau arag lampu teplok/pelita.
·    Selesai diwarnai, maka jadilah tudung saji.

2.4 Jenis Bambu yang Digunakan Untuk Anyaman
1.  Bambu Tali
Jenis bambu ini umumnya mempunyai rumpun yang rapat. Buluhnya mencapai tinggi 10-20 m, berwarna hijau terang sampai kekuning-kuningan. Percabangan tidak besar. Panjang ruas bambu tali 45 cm – 65 cm dengan diameter batang 5 cm – 8 cm. Batang bambu yang berumur 3 – 5 tahun memiliki tebal daging dan kulit 3 mm – 15 mm(Morisco, 2005). Cabang primer tumbuh dengan baik yang kemudian diikuti oleh cabang-cabang berikutnya. Pada buku-bukunya tampak adanya penonjolan dan berwarna agak kuning dengan miang coklat kehitam hitaman yang melekat. Pelepah buluhnya tidak mudah lepas dari buluhnya meskipun buluh sudah tua (Sastrapraja et
cara pengolahan :
1.    Bambu dipotong-potong, dibuang bagian ruasnya .
2.    Buluh bambu kemudian dibelah belah dengan ukuran 1,5 cm dan dijemur dibawah sinar matahari langsung selama kurang lebih satu hari. (Hal ini dilakukan untuk mendapatkan bambu yang mudah untuk disayat tipis)
3.    Setelah dijemur satu hari, bambu disayat tipis-tipis dengan ketebalan 1-2 mm.
4.    Sayatan tipis yang diperoleh, dijemur dibawah sinar matahri
5.    langsung sehingga diperoleh sayatan bambu yang cukup kering dan mudah untuk dianyam tanpa menimbulkan kerusakan pada sayatan bambu (diperoleh kestabilan dimensi sayatan bambu).
6.    Bambu yang telah disayat tipis, kemudian dianyam sehingga diperoleh dua jenis pola anyaman bambu, yaitu pola anyaman kajang dan kepang yang umum digunakan dimasyarakat. Anyaman dibuat dengan ukuran 50 cm x 50 cm dengan variasi dua jenis bagian bambu yaitu kulit dan daging bambu.

2.5 Alasan Bambu Digunakan Untuk Anyaman
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, (Wikipedia). Beberapa keunggulan bambu :
1.      Mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan khusus.
2.      Untuk melakukan budidaya bambu, tidak diperlukan investasi yang besar, setelah tanaman          sudah mantap, hasilnya dapat diperoleh secara menerus tanpa menanam lagi.
3.      Secara fisik memiliki kelebihan yaitu serat panjang dan rapat, lentur tidak mudah patah, dinding keras dan sebagainya. Kecepatan pertumbuhan bambu dalam menyelesaikan masa pertumbuhan vegetatifnya merupakan tercepat dan tidak ada tanaman lain yang sanggup menyamainya. Dari beberapa hasil penelitian, kecepatan pertumbuhan vegetatif bambu dalam 24 jam berkisar 30 cm – 120 cm per 24 jam, tergantung dari jenisnya. Sebuah keajaiban pertumbuhan yang tidak dapat ditemukan pada tanaman lain.
4.      Budidaya bambu dapat dilakukan sembarang orang, dengan peralatan sederhana dan tidak memerlukan bekal pengetahuan yang tinggi.
5.      Memiliki ketahanan yang luar biasa, Sebagai contoh : rumpun bambu yang telah dibakar, masih dapat tumbuh lagi, bahkan pada saat Hiroshima dijatuhi bom atom sampai rata dengan tanah, bambu adalah satu-satunya jenis tanaman yang masih bertahan hidup.

2.6 Contoh Contoh Anyaman Bambu
1. Bingga/tonda.
Dalam bahasa Indonesia disebut 'Bakul', Adalah anyaman ini terbuat dari batang bambu yang sudah di potong, dibelah dan di iris sesuai ukurannya kemudian dianyam sedemikian rupa hingga membentuk sebuah bakul.
Secara teknis, bakul bisa dibuat baik dalam ukuran yang besar ataupun kecil sesuai keinginan pembuatnya. Manfaat dari bakul ini adalah bisa mengisi/menyimpan benda - benda apa saja, seperti hasil komoditi dan lain sebagainya. Selain itu, dalam tradisi adat seperti ‘posusa’ (partisipasi dan sumbangsi untuk keluarga besar), bakul juga kerap digunahkan sebagai tempat menyimpan gabah atau beras untuk diantarkan kepada penyelenggara acara misalnya perkawinan, kematian dan sebagainya. Salah satu keunikan yang tidak akan pernah bisa ditiruh oleh masyarakat manapun didunia adalah mana kala Para masyarakat menjunjung bakul dikepalanya meskipun tidak dipegang, bakul itu seolah tidak mau beringsut dan tidak terjatuh dari kepala orang yang sedang menjunjungnya. Suatu keunikan yang tidak terduga oleh siapapun, memang hal ini terkesan enteng namun jika belum biasa, siapapun tidak akan bisa meniruhnya.
2. Tapi 
Kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia artinya Nyiru. Alat ini juga terbuat dari Bambu yang dianyam dan bermanfaat untuk menampi/menyaring beras supaya bisa dimasak. Kidhe juga sering dijumpai di daerah lainnya seperti pulau Jawa, Sumatera, Bali dan lain - lain. Meski demikian, tentunya semua memiliki bentuk dan kualitas yang sedikit berbeda tergantung pembuatannya. Beberapa dekade terakhir, alat ini sudah berkembang dan dimodifikasi serta dibuat dengan plastik.
3. Toru
Dalam bahasa Indonesia disebut 'Topi'. Biasanya dibuat dari daun lontar yang sudah dikeringkan. Masyarakat Sulawesi tengah kerap memanfaatkan topi untuk melindungi kepala dari terik matahari. Model Topi yang dibuat bersayap lebar adalah contoh yang dibawahkan bangsa Portugis di tanah Flores. Pada mulanya, jenis topi yang bersayap lebar ini adalah terbuat dari kulit binatang oleh para Koboi Amerika Latin beberapa abad yang lalu, hingga akhirnya dibuat dari daun Lontar oleh masyarakat Sulawesi tengah sesuai dengan ciri khas masyarakat setempat. Dalam kurun waktu beberapa dekade belakangan ini, Topi menjadi Icon dan Trend pergaulan anak muda masa kini dengan model yang sangat variatif.
4. Ompa atau 'Tikar'. 
            Ini adalah anyaman yang terbuat dari semacam Daun Rami yang biasa tumbuh di pinggiran kali. Tentu tikar bermanfaat untuk alas tidur didalam rumah ataupun diluar rumah. Tikar dibuat sangat bervariasi karena dapat juga diwarnai menggunakan pewarna pakaian. Sama seperti 'Bakul', Tikar juga dibawah oleh bangsa Melayu ketanah kaili beberapa abad silam.
            Selain benda - benda kerajinan tangan yang disebutkan diatas, beberapa tahun terakhir ini para masyarakat Sulawesi tengah juga sudah mengembangkan hasil karyanya seperti; Dompet, Tas dan Souvenir - souvenir lainnya untuk dijual. Hanya saja semua itu masih
terkendala masalah kekurangan dana untuk bisa bersaing dikanca Nasional maupun Internasional. Jika saja pemerintah setempat dapat melihat dan melirik peluang ini, bukan tidak mungkin, ini bisa menjadi andalan untuk menunjang daerah Sulawesi tengah sebagai Icon Wisata nasional.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Seni anyaman bambu adalah proses menyilangkan bahan-bahan daripada tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan boleh digunakan.
2.      Jenis bambu yang paling baiuk digunakan untuk menganyam adalah bambu tali.
3.       Untuk membuat anyaman bambu, diperlukan teknik teknik seperti teknik anyaman tunggal, teknik anyaman bilik, teknik anyaman teratai, teknik anyaman bunga cengkih.
4.      Sejak munculnya barang-barang produk modern, barang hasil kerajinan anyam bambu   tergeser dari pasaran sehingga menyebabkan pendapatan masyarakat mengalami penurunan.
5.      Harga bahan baku yang kian melambung tinggi menjadi kendala utama dalam penyediaan bahan baku.

B. Saran
Dalam uraian ini penulis ingin mengemukakan beberapa saran. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan antara lain :

1.      Untuk tetap melestarikan seni anyam bambu hendaknya dibentuk sebuah lembaga desa yang bisa memasarkan hasil produksi anyaman bambu.
2.      Bagi para pengrajin hendaknya berusaha lebih kreatif lagi dalam membuat anyaman bambu.   







Minggu, 31 Maret 2019

Cara membuat pakan ayam sederhana dan hemat dan

Cara membuat pakan ayam sederhana dan hemat dana
Di dalam dunia peternakan seperti zaman sekarang ini banyak peternak ayam yang kewalahan dan merasa tidak mendapatkan keuntungan yang cukup untuk beternak ayam dikarnakan harga pakan yang melambung tinggi,sehingga tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh dari beternak tersebut.
Oleh karena itu para peternak ayam dituntut untuk kreatif agar bisa meminimalis pengeluaran dana untuk pakan tersebut, berikut cara membuat pakan ayam sederhana dan hemat dana.
pertama kita siapkan bahan-bahan yang diperlukan:
  1. daun pepaya/kates 1/2 kg
  2. daun singkong 1/2 kg
  3. dedak bekatul 2 kg
  4. pur ayam 1 ons
  5. air 1 ember sedang
alat :
  1. cutter
  2. wadah pakan
  3. kuali
  4. kompor gas/tungku

cara membuat :
  • iris daun pepaya dan daun singkong kecil-kecil menggunakan cutter jgn sampai besar-besar karena akan membuat ayam kesusahan memakannya
  • setelah itu rebus daun tersebut ke dalam kuali sekitar 15 menit/ sampai daunnya agak lembut beserta dengan pur ayam agar daun tersebut menjadi rasa pur 
  • masukkan semua bahan kedalam wadah pakan lalu aduk-aduk hingga merata lalu tambahkan sedikit air sampai pakan tersebut manjadi lembab dan jangan terlalu banyak air
  • setelah selesai baru kita beri pakannya dengan ayam.
perhatian pakan ini untuk kapasitas ayam 50 ekor serta bisa di beri dengan ayam 2 kali makan pagi dan sore pakan ini tahan disimpan sampai sore hari saja, klo lama-lama jadi basi pakannya, sekian terima kasih maaf kalo ada kekurangannya.

Minggu, 17 Februari 2019

MAKALAH SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah, makalah yang berjudul “Sejarah Kerajaan islam di Kalimantan dan Sulawesi” dapat terselesaikan sesuai waktu yang disediakan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan. 
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya masukan baik itu saran ataupun kritik yang bersifat membangun, serta bimbingan lebih lanjut yang sifatnya membangun dari semua pihak demi sempurnanya makalah ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan baik itu penulisan maupun penyusunan yang telah penulis lakukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Ipuh, 15 Febuari 2019


           Penyusun


  

                                                 DAFTAR ISI     
COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang............................................................................... 1
1.2   Tujuan ........................................................................................ 1
1.3  Manfaat  ...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1     Sejarah Kerajaan Islam di Kalimantan............................................. 2
2.2     Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.......................................... 3
2.2.1   Kerajaan Pontianak................................................................3
2.2.2   Kerajaan Banjar ..........................................................................3
2.2.3   Kesultanan Sambas......................................................................4
2.2.4   Kesultanan Pasir..........................................................................4

BAB III PENUTUP
3.1  kesimpulan............................................................................................... 5
3.2   Saran................................................................................,,......... 5


BAB I


PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit yang beragama hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah dengan delapan menterinya  Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri.
Beberapa Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan diantaranya ialah Kesultanan Pasir, Kesultanan Sambas, Kesultanan Banjar, Kesultanan Kartanegara dan lainnya. Oleh sebab itu hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengambil judul Sejarah kerajaan Islam yang ada di Kalimantan, Khususnya Kalimantan Selatan.

1.2  Rumusan Masalah
            Menjelaskan sejarah tentang kerajaan-kerajaan islam yang ada di Kalimantan.

 1.3  Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh guru pengajar. Selain itu pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu serta pengetahuan tentang sejarah kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sejarah Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu berperang dengan kerajaan Islam, tetapi akhirnya kerajaan hindu menyerah diantaranya kerajaan hindu di Candi Laras dan Candi Agung  di Tanjung  Pura. Sebagian rakyat memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak di pantai-pantai. Rakyat dayak yang telah masuk Islam , ialah yang sering disebut sebagai  dayak melayu, yang kebanyakkan di kuala kapuas, tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku dayak , hanya sudah memeluk agama islam.
Pangeran Samudra (suriansyah) pernah meminta seorang puteri bernama Biang Lawai untuk dijadikan istri. Biang Lawai, adalah adik Patih Dadar, Patih Muhur, dan mengijin perkawinan, hanya dengan perjanjian tidak akan di Islamkan. Mula-mula oleh Pangeran Samudra, disanggupi, tetapi sesudah sampai istana, putri itu dikabarkan diislamkan. Kabar tersebut sampai kepada Patih Muhur bersaudara, menimbulkan amarah Patih Rumbih dari Kahayan , Patih Muhur dari Bakumpai (barito)  ilmu gaib, berhasil merampas saudaranya kembali, Biang Lawai, dari istana sultan dan dibawanya ke Sungai katan.
Pangeran samudra memerintah balatentaranya untuk mencari perempuan tersebutdipedelaman. Tetapi karena balatentara patihn muhur sangat hebat, maka mundur lah balatentara sultan.
Patih  muhur dan patih rumbih mundur dan membuat pertahanandi taliu dikampung tundai. Sesudah itu mereka mundur lagi membuat pertahanan didanau karam bersebrangan dengan negeri goha kahayan. Mereka menyebrangi danau tersebut dan dipasang dundang, bambu yang diruncingkan dibawah jembatans ehingga   sewktu-wktu jembatan tersebut dapat diputuskan jika balatentara sultan lewatatas jembatan  dan luka-luka terkena bambu yang diruncingkan dibawahnya. Perahu-perahu mereka dapat dirampas  oleh patih rumbih ditengelamkan . sekarang tempat tersebut dinamai berayar yang artinay “berlayar”.
Diantara tempat pertempuran-pertempuran tersebut dengan bentengnya ialah sungai muhur (barito), parabingan, (pangkoh) bukit rawi, tewang pajagen, tewah, hulu kaspuas dan lain-lain.
Tentang tersebarnya agama islam dari banten  kedaerah kalimantan dapat kita baca artikel kerajaan islam dari banten di karang an R. Muchtadi dalam almanak muhamadyah 1357 H (1938) hlm. 166 dan 169, antara lain ditulis : aliudin sultan banten bergelar abu mufakir muhamad aliudin, dia beramah tamah dengan kompeni, dan mendapat kebebasan sisa utang kerajaan banten sebanyak 60.000 ringgit, bekas menempuh landak (tahun 1698 ditentukan , bahwa landak dan sukadana diserahkan pada kompeni. Daerah pantai barat kalimantan diperintah oleh sultan abdurahman yang mendirikan kota pontianak.
Sultan muhamad aliudin hanya berputera seorang saja dan meninggal ketika masih kanak-kanak tahun1786. Sultan zainal abidin dari banten memasuki landak, matan. Tahun 1699. Kapal kompeni /VOC dan 75 pecalang banten berlayar kesukadana diperintahkan oleh sultan agung (pangeran agung), keponakan sultan banten yang bergelar panebahan.
Sultan landak didibantu oleh orang bugis dapat merebut kembali daerahnaya . sehingga panebahan dapat dipukul mundur , dengan keluarganya melarikan diri ke anyer (banten). Landak dipegaruhi selama 80 tahun  (1699-1778).
2.2  Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan

Adapun Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu :

2.2.1 Kerajaan Pontianak

Kerajaan-kerajaan yang terletak di daerah Kalimantan Barat antara lain Tanjungpura dan Lawe. Kedua kerajaan tersebut pernah diberitakan Tome Pires (1512-1551). Tanjungpura dan Lawe menurut berita musafir Portugis sudah mempunyai kegiatan dalam perdagangan baik dengan Malaka dan Jawa, bahkan kedua daerah yang diperintah oleh Pate atau mungkin adipati kesemuanya tunduk kepada kerajaan di Jawa yang diperintah Pati Unus. Tanjungpura dan Lawe (daerah Sukadana) menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi, dan banyak bahan makanan. Banyak barang dagangan dari Malaka yang dimasukkan ke daerah itu, demikian pula jenis pakaian dari Bengal dan Keling yang berwarna merah dan hitam dengan harga yang mahal dan yang murah. Pada abad ke-17 kedua kerajaan itu telah berada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan Mataram terutama dalam upaya perluasan politik dalam menghadapi ekspansi politik VOC.
Demikian pula Kotawaringin yang kini sudah termasuk wilayah Kalimantan Barat pada masa Kerajaan Banjar juga sudah masuk dalam pengaruh Mataram, sekurang-kurangnya sejak abad ke-16. Meskipun kita tidak mengetahui dengan pasti kehadiran Islam di Pontianak, konon ada pemberitaan bahwa sekitar abad ke-18 atau 1720 ada rombongan pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang di antaranya dating ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca al- Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Mereka di antaranya Syarif Idrus bersama anak buahnya pergi ke Mampawah, tetapi kemudian menelusuri sungai ke arah laut memasuki Kapuas Kecil sampailah ke suatu tempat yang menjadi cikal bakal kota Pontianak. Syarif Idrus kemudian diangkat menjadi pimpinan utama masyarakat di tempat itu dengan gelar Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus yang kemudian memindahkan kota dengan pembuatan benteng atau kubu dari kayu-kayuan untuk pertahanan. Sejak itu Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus dikenal sebagai Raja Kubu. Daerah itu mengalami kemajuan di bidang perdagangan dan keagamaan, sehingga banyak para pedagang yang berdatangan dari berbagai negeri.

2.2.2 Kerajaan Banjar
            Kerajaan Banjar terdapat di daerah kelimantan selatan yang muncul sejak kerajaan-kerajaan bercorak hindu yaitu Negara Dipa,Daha,dan Kahuripanyang berpusat di daerah hulu sungai Nagara di Amuntai. Kerajaan Nagara Dipa masa pemerintahan Putri Jungjung buih dan patihnya lembu Amangkurat,pernah mengadakan hubungan dengan kerajaan Majapahit. Mengingat pengaruh Majapahit sudah sampai di daerah Sungai Nagara, Batang Tabalung, Barito, dan sebagainya tercatat dalam kitab Nagarakertagama. Hubungan tersebut juga di buktikan dalam cerita Hikayat Banjar dan kronik Banjarmasin. Pada waktu menghadapi peperangan dengan Daha,Raden Samudera minta bantuan kerajaan demak sehingga mendapat kemenangan.sejak itulah Raden Samudera menjadi pemeluk agama Islam dengan gelar Sultan Suryanullah. Yang mengajarkan agama Islam kepada Raden Samudera dengan patih-patih serta rakyatnya ialah penghulu Demak. Kerajaan Banjar meluaskan kekuasaannya sampai sambas,batanglawai,sukadana,kotawaringin,sampit,madawi,dan sambangan.
            Pada abad ke 17 di Kerajaan Banjar ada seorang Ulama besar yang bernama Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari (1710-1812) lahir di martapura. Atas biaya Kesultanan masa sultan Tahlil Allah(1700-1745) pergi belajar ke Haramayn selama beberapa tahun. Sekembalinya dari haramayn ia mengajarkan fiqih atau syariah,dengan kitabnya Sabil al-Muhtadin. Ia ahli di bidang tasawuf dengan karyanya Khaz al-Ma’rifah. Mengenai rawayat, ajaran dan guru-guru serta kitab-kitab hasil karyanya secara panjang lebar telah dibicarakan oleh Azyumardi Azara dalam Jaringan Ulama Timur Tengah dan kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Sejak wafatnya Sultan Adam,pada 1 november 1857, pergantian sultan-sultan mulai dicampuri oleh kepentingan politik Belanda sehingga terjadi pertentangan-pertentangan antara keluarga raja,terlebih setelah dihapuskannya Kerajaan Banjar oleh Belanda. Perlawanan-perlawanan terhadap Belanda itu terus menerus dilakukan antara tahun 1859-1863 oleh pangeran Antasari,Pangeran Deman Lemang,Haji Nasrundan lain sebagainya.
2.2.3 . Kesultanan Sambas

Kesultanan Sambas adalah kesultanan yang terletak di wilayah pesisir utara Propinsi Kalimantan Barat atau wilayah barat laut Pulau Borneo (Kalimantan)dengan pusat pemerintahannya adalah di Kota Sambas sekarang. Kesultanan Sambas adalah penerus dari kerajaan-kerajaan Sambas sebelumnya. Kerajaan yang bernama Sambas di Pulau Borneo atau Kalimantan ini telah ada paling tidak sebelum abad ke-14 M sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya Prapanca. Pada masa itu Rajanya mempunyai gelaran "Nek" yaitu salah satunya bernama Nek Riuh. Setelah masa Nek Riuh, pada sekitar abad ke-15 M muncul pemerintahan Raja yang bernama Tan Unggal yang terkenal sangat kejam. Karena kekejamannya ini Raja Tan Unggal kemudian dikudeta oleh rakyat dan setelah itu selama puluhan tahun rakyat di wilayah Sungai Sambas ini tidak mau mengangkat Raja lagi.

2.2.4  Kesultanan Pasir

Dahulunya rakyat dayak pasir, diperintahkan oleh kepala-kepala dari rakyat dayak sendiri  ada seorang kepala suku dayak yang sangat berpengaruh , yang bernama tamanggung tokio, mengusulkan agar didaerah daerah dikepali oleh sorang kepala suku dan untuk itu diminta sultan yang dekat tempat tinggalnya. Mereka telah berangkat  dengan perahu yang penuh bermuatan emas  dan perak, yang dianugrahkan kepada nya kepada raja yang baru , mereka telah pergi ke utara dan selatan, tetapi tak ada mendapat  seorangpun yang dipandang cakap. Tamanggung tokio sangatlah sedih sampai tidak minum dan makan , kemudian dalam mimpinya ia melihat seorang tua yang berkata kepadanya.



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha dapat ditaklukkan oleh kerajaan Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan. Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-Budha yang kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam. Salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran Kerajaan Islam di Kalimantan Ialah Pangeran samudera. Hal itu terjadi karena pangeran Samudera menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-Budha yang kemudian diIslamkanoleh Pengeran samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hind-Budha tersebut.
Adapun Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu Kerajaan Pontianak, Kerajaan Banjar,Kesultanan Pasir,Kesultanan Kota Waringin,dan lain-lain.

 3.2  Saran
Dari beberapa paparan dan kesimpulan yang dijabarkan, saran yang dapat penulis sampaikan adalah semoga dengan mengetahui sejarah perkembangan Islam di Kalimantan kita dapat menghormati dan menghargai dan menjalankan syariat islam karena hasil jerih payah mereka dalam menegakkan Islam di daerah Kalimantan walaupun harus berkorban nyawa dalam memerangi kerajaan Hindu-Budha yang pernah menguasai daerah-daerah di Kalimantan.










                 


Makalah Seni Budaya Anyaman Bambu

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta nikmat-Nya sehingga kami dapat me...