KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
penjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah, makalah
yang berjudul “Sejarah Kerajaan islam di Kalimantan dan Sulawesi” dapat
terselesaikan sesuai waktu yang disediakan. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas yang diberikan.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan
adanya masukan baik itu saran ataupun kritik yang bersifat membangun, serta
bimbingan lebih lanjut yang sifatnya membangun dari semua pihak demi
sempurnanya makalah ini.
Akhir kata, penulis
mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan baik itu
penulisan maupun penyusunan yang telah penulis lakukan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Ipuh, 15 Febuari 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1
1.2 Tujuan
........................................................................................
1
1.3 Manfaat ......................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Sejarah
Kerajaan Islam di Kalimantan............................................. 2
2.2
Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.......................................... 3
2.2.1
Kerajaan Pontianak................................................................3
2.2.2 Kerajaan
Banjar ..........................................................................3
2.2.3 Kesultanan
Sambas......................................................................4
2.2.4 Kesultanan
Pasir..........................................................................4
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan............................................................................................... 5
3.2 Saran................................................................................,,.........
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada waktu islam
berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit yang beragama
hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden
Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel,
Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan
Demak. Mulai itulah agama islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya
ialah Kalimatan.
Di Kalimantan awalnya
banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena penyebaran agama
Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah Kalimantan, maka
banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah karena Kerajaan
Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-kerajaan yang
telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri.
Beberapa Kerajaan
Islam yang ada di Kalimantan diantaranya ialah Kesultanan Pasir, Kesultanan
Sambas, Kesultanan Banjar, Kesultanan Kartanegara dan lainnya. Oleh sebab itu
hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengambil judul Sejarah
kerajaan Islam yang ada di Kalimantan, Khususnya Kalimantan Selatan.
1.2 Rumusan
Masalah
Menjelaskan
sejarah tentang kerajaan-kerajaan islam yang ada di Kalimantan.
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan
makalah ini ialah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh guru pengajar.
Selain itu pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu
serta pengetahuan tentang sejarah kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di
Kalimantan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Kerajaan Islam
di Kalimantan
Kerajaan Islam di
Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu berperang dengan kerajaan
Islam, tetapi akhirnya kerajaan hindu menyerah diantaranya kerajaan hindu di
Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung Pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak di pantai-pantai. Rakyat
dayak yang telah masuk Islam , ialah yang sering disebut sebagai dayak
melayu, yang kebanyakkan di kuala kapuas, tumpung laung (barito) dan beberapa
kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku dayak , hanya sudah memeluk agama
islam.
Pangeran Samudra
(suriansyah) pernah meminta seorang puteri bernama Biang Lawai untuk dijadikan
istri. Biang Lawai, adalah adik Patih Dadar, Patih Muhur, dan mengijin
perkawinan, hanya dengan perjanjian tidak akan di Islamkan. Mula-mula oleh
Pangeran Samudra, disanggupi, tetapi sesudah sampai istana, putri itu
dikabarkan diislamkan. Kabar tersebut sampai kepada Patih Muhur bersaudara,
menimbulkan amarah Patih Rumbih dari Kahayan , Patih Muhur dari Bakumpai
(barito) ilmu gaib, berhasil merampas saudaranya kembali, Biang Lawai,
dari istana sultan dan dibawanya ke Sungai katan.
Pangeran samudra memerintah
balatentaranya untuk mencari perempuan tersebutdipedelaman. Tetapi karena
balatentara patihn muhur sangat hebat, maka mundur lah balatentara sultan.
Patih muhur dan patih
rumbih mundur dan membuat pertahanandi taliu dikampung tundai. Sesudah itu
mereka mundur lagi membuat pertahanan didanau karam bersebrangan dengan negeri
goha kahayan. Mereka menyebrangi danau tersebut dan dipasang dundang, bambu
yang diruncingkan dibawah jembatans ehingga sewktu-wktu jembatan
tersebut dapat diputuskan jika balatentara sultan lewatatas jembatan dan
luka-luka terkena bambu yang diruncingkan dibawahnya. Perahu-perahu mereka
dapat dirampas oleh patih rumbih ditengelamkan . sekarang tempat tersebut
dinamai berayar yang artinay “berlayar”.
Diantara tempat pertempuran-pertempuran
tersebut dengan bentengnya ialah sungai muhur (barito), parabingan, (pangkoh)
bukit rawi, tewang pajagen, tewah, hulu kaspuas dan lain-lain.
Tentang tersebarnya
agama islam dari banten kedaerah kalimantan dapat kita baca artikel
kerajaan islam dari banten di karang an R. Muchtadi dalam almanak muhamadyah
1357 H (1938) hlm. 166 dan 169, antara lain ditulis : aliudin sultan banten
bergelar abu mufakir muhamad aliudin, dia beramah tamah dengan kompeni, dan
mendapat kebebasan sisa utang kerajaan banten sebanyak 60.000 ringgit, bekas
menempuh landak (tahun 1698 ditentukan , bahwa landak dan sukadana diserahkan
pada kompeni. Daerah pantai barat kalimantan diperintah oleh sultan abdurahman
yang mendirikan kota pontianak.
Sultan muhamad aliudin
hanya berputera seorang saja dan meninggal ketika masih kanak-kanak tahun1786.
Sultan zainal abidin dari banten memasuki landak, matan. Tahun 1699. Kapal
kompeni /VOC dan 75 pecalang banten berlayar kesukadana diperintahkan oleh
sultan agung (pangeran agung), keponakan sultan banten yang bergelar panebahan.
Sultan landak didibantu oleh orang bugis
dapat merebut kembali daerahnaya . sehingga panebahan dapat dipukul mundur ,
dengan keluarganya melarikan diri ke anyer (banten). Landak dipegaruhi selama
80 tahun (1699-1778).
2.2 Kerajaan-Kerajaan
Islam di Kalimantan
Adapun Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada
di Kalimantan yaitu :
2.2.1 Kerajaan Pontianak
Kerajaan-kerajaan yang terletak di daerah Kalimantan Barat
antara lain Tanjungpura dan Lawe. Kedua kerajaan tersebut pernah diberitakan
Tome Pires (1512-1551). Tanjungpura dan Lawe menurut berita musafir Portugis
sudah mempunyai kegiatan dalam perdagangan baik dengan Malaka dan Jawa, bahkan
kedua daerah yang diperintah oleh Pate atau mungkin adipati kesemuanya tunduk
kepada kerajaan di Jawa yang diperintah Pati Unus. Tanjungpura dan Lawe (daerah
Sukadana) menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi, dan banyak bahan
makanan. Banyak barang dagangan dari Malaka yang dimasukkan ke daerah itu,
demikian pula jenis pakaian dari Bengal dan Keling yang berwarna merah dan
hitam dengan harga yang mahal dan yang murah. Pada abad ke-17 kedua kerajaan
itu telah berada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan Mataram terutama dalam
upaya perluasan politik dalam menghadapi ekspansi politik VOC.
Demikian pula Kotawaringin yang kini sudah termasuk wilayah Kalimantan Barat pada masa Kerajaan Banjar juga sudah masuk dalam pengaruh Mataram, sekurang-kurangnya sejak abad ke-16. Meskipun kita tidak mengetahui dengan pasti kehadiran Islam di Pontianak, konon ada pemberitaan bahwa sekitar abad ke-18 atau 1720 ada rombongan pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang di antaranya dating ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca al- Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Mereka di antaranya Syarif Idrus bersama anak buahnya pergi ke Mampawah, tetapi kemudian menelusuri sungai ke arah laut memasuki Kapuas Kecil sampailah ke suatu tempat yang menjadi cikal bakal kota Pontianak. Syarif Idrus kemudian diangkat menjadi pimpinan utama masyarakat di tempat itu dengan gelar Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus yang kemudian memindahkan kota dengan pembuatan benteng atau kubu dari kayu-kayuan untuk pertahanan. Sejak itu Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus dikenal sebagai Raja Kubu. Daerah itu mengalami kemajuan di bidang perdagangan dan keagamaan, sehingga banyak para pedagang yang berdatangan dari berbagai negeri.
Demikian pula Kotawaringin yang kini sudah termasuk wilayah Kalimantan Barat pada masa Kerajaan Banjar juga sudah masuk dalam pengaruh Mataram, sekurang-kurangnya sejak abad ke-16. Meskipun kita tidak mengetahui dengan pasti kehadiran Islam di Pontianak, konon ada pemberitaan bahwa sekitar abad ke-18 atau 1720 ada rombongan pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang di antaranya dating ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca al- Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Mereka di antaranya Syarif Idrus bersama anak buahnya pergi ke Mampawah, tetapi kemudian menelusuri sungai ke arah laut memasuki Kapuas Kecil sampailah ke suatu tempat yang menjadi cikal bakal kota Pontianak. Syarif Idrus kemudian diangkat menjadi pimpinan utama masyarakat di tempat itu dengan gelar Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus yang kemudian memindahkan kota dengan pembuatan benteng atau kubu dari kayu-kayuan untuk pertahanan. Sejak itu Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus dikenal sebagai Raja Kubu. Daerah itu mengalami kemajuan di bidang perdagangan dan keagamaan, sehingga banyak para pedagang yang berdatangan dari berbagai negeri.
2.2.2 Kerajaan Banjar
Kerajaan
Banjar terdapat di daerah kelimantan selatan yang muncul sejak
kerajaan-kerajaan bercorak hindu yaitu Negara Dipa,Daha,dan Kahuripanyang
berpusat di daerah hulu sungai Nagara di Amuntai. Kerajaan Nagara Dipa masa
pemerintahan Putri Jungjung buih dan patihnya lembu Amangkurat,pernah
mengadakan hubungan dengan kerajaan Majapahit. Mengingat pengaruh Majapahit
sudah sampai di daerah Sungai Nagara, Batang Tabalung, Barito, dan sebagainya
tercatat dalam kitab Nagarakertagama. Hubungan
tersebut juga di buktikan dalam cerita Hikayat
Banjar dan kronik Banjarmasin. Pada
waktu menghadapi peperangan dengan Daha,Raden Samudera minta bantuan kerajaan demak
sehingga mendapat kemenangan.sejak itulah Raden Samudera menjadi pemeluk agama
Islam dengan gelar Sultan Suryanullah. Yang mengajarkan agama Islam kepada
Raden Samudera dengan patih-patih serta rakyatnya ialah penghulu Demak.
Kerajaan Banjar meluaskan kekuasaannya sampai
sambas,batanglawai,sukadana,kotawaringin,sampit,madawi,dan sambangan.
Pada
abad ke 17 di Kerajaan Banjar ada seorang Ulama besar yang bernama Muhammad
Arsyad bin Abdullah al-Banjari (1710-1812) lahir di martapura. Atas biaya
Kesultanan masa sultan Tahlil Allah(1700-1745) pergi belajar ke Haramayn selama
beberapa tahun. Sekembalinya dari haramayn ia mengajarkan fiqih atau
syariah,dengan kitabnya Sabil al-Muhtadin.
Ia ahli di bidang tasawuf dengan karyanya Khaz
al-Ma’rifah. Mengenai rawayat, ajaran dan guru-guru serta kitab-kitab hasil
karyanya secara panjang lebar telah dibicarakan oleh Azyumardi Azara dalam Jaringan
Ulama Timur Tengah dan kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Sejak
wafatnya Sultan Adam,pada 1 november 1857, pergantian sultan-sultan mulai
dicampuri oleh kepentingan politik Belanda sehingga terjadi
pertentangan-pertentangan antara keluarga raja,terlebih setelah dihapuskannya
Kerajaan Banjar oleh Belanda. Perlawanan-perlawanan terhadap Belanda itu terus
menerus dilakukan antara tahun 1859-1863 oleh pangeran Antasari,Pangeran Deman
Lemang,Haji Nasrundan lain sebagainya.
2.2.3 . Kesultanan
Sambas
Kesultanan Sambas adalah kesultanan
yang terletak di wilayah pesisir utara Propinsi Kalimantan Barat atau wilayah
barat laut Pulau Borneo (Kalimantan)dengan pusat pemerintahannya adalah di Kota
Sambas sekarang. Kesultanan Sambas adalah penerus dari kerajaan-kerajaan Sambas
sebelumnya. Kerajaan yang bernama Sambas di Pulau Borneo atau Kalimantan ini
telah ada paling tidak sebelum abad ke-14 M sebagaimana yang tercantum dalam
Kitab Negara Kertagama karya Prapanca. Pada masa itu Rajanya mempunyai gelaran "Nek"
yaitu salah satunya bernama Nek Riuh. Setelah masa Nek Riuh, pada sekitar abad
ke-15 M muncul pemerintahan Raja yang bernama Tan Unggal yang terkenal sangat
kejam. Karena kekejamannya ini Raja Tan Unggal kemudian dikudeta oleh rakyat
dan setelah itu selama puluhan tahun rakyat di wilayah Sungai Sambas ini tidak
mau mengangkat Raja lagi.
2.2.4 Kesultanan Pasir
Dahulunya rakyat dayak pasir,
diperintahkan oleh kepala-kepala dari rakyat dayak sendiri ada seorang kepala suku dayak yang sangat
berpengaruh , yang bernama tamanggung tokio, mengusulkan agar didaerah daerah
dikepali oleh sorang kepala suku dan untuk itu diminta sultan yang dekat tempat
tinggalnya. Mereka telah berangkat dengan perahu yang penuh bermuatan
emas dan perak, yang dianugrahkan kepada nya kepada raja yang baru ,
mereka telah pergi ke utara dan selatan, tetapi tak ada mendapat
seorangpun yang dipandang cakap. Tamanggung tokio sangatlah sedih sampai tidak
minum dan makan , kemudian dalam mimpinya ia melihat seorang tua yang berkata kepadanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan terjadi
karena Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha dapat ditaklukkan oleh kerajaan Islam
sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya
Kalimantan. Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan
Hindu-Budha yang kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam. Salah satu Pangeran
yang berjasa dalam penyebaran Kerajaan Islam di Kalimantan Ialah Pangeran
samudera. Hal itu terjadi karena pangeran Samudera menikahi seorang Puteri dari
Kerajaan Hindu-Budha yang kemudian diIslamkanoleh Pengeran samudera dan hal itu
mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan mengakibatkan
terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hind-Budha
tersebut.
Adapun Kerajaan-Kerajaan Islam yang
ada di Kalimantan yaitu Kerajaan Pontianak, Kerajaan Banjar,Kesultanan Pasir,Kesultanan
Kota Waringin,dan lain-lain.
3.2 Saran
Dari beberapa paparan dan kesimpulan
yang dijabarkan, saran yang dapat penulis sampaikan adalah semoga dengan
mengetahui sejarah perkembangan Islam di Kalimantan kita dapat menghormati dan
menghargai dan menjalankan syariat islam karena hasil jerih payah mereka dalam
menegakkan Islam di daerah Kalimantan walaupun harus berkorban nyawa dalam
memerangi kerajaan Hindu-Budha yang pernah menguasai daerah-daerah di
Kalimantan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar